Penerbit dan Percetakan

CAROK (Lebih Baik Putih Tulang Dari Pada Putih Mata)

CAROK (Lebih Baik Putih Tulang Dari Pada Putih Mata)


Sinopsis CAROK (Lebih Baik Putih Tulang Dari Pada Putih Mata)

Carok adalah praktik tradisional yang berasal dari Madura, melibatkan pertarungan fisik yang biasanya terjadi dalam konteks konflik keluarga, persaingan ekonomi, dan politik lokal. Praktik ini memiliki latar belakang budaya yang kuat di Madura, di mana istilah "carok" sendiri berasal dari bahasa Madura yang berarti "memotong" atau "menyayat". Dalam Bahasa Kawi Kuno, carok berarti perkelahian, mengacu pada pertarungan fisik yang terjadi dalam situasi konflik.

Praktik carok sering kali melibatkan kekerasan serius dan dapat dianggap sebagai tindakan kriminal. Salah satu alasan utama terjadinya carok adalah untuk mempertahankan harga diri atau kehormatan, yang dikenal dengan istilah "malo" dalam budaya Madura. Konsep harga diri ini begitu penting bagi masyarakat Madura sehingga mereka rela mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankannya. 

Masyarakat Madura memiliki ungkapan yang menggambarkan pentingnya harga diri ini, yaitu "lebi sae apote tolang ketembeng apote matah, mun lokanah baden bise ejei’ tapeh mun lokanah ateh tade’ tambeneh," yang berarti "lebih baik mati dengan kehormatan daripada hidup dengan malu." Ungkapan ini mencerminkan keyakinan masyarakat Madura bahwa mempertahankan harga diri dan kehormatan adalah hal yang harus dilakukan.

Ketika harga diri pribadi, keluarga, atau kelompok dilanggar, carok sering menjadi cara untuk membela kehormatan tersebut. Praktik ini dianggap sebagai tradisi untuk mempertahankan martabat dan identitas diri, bahkan bisa dianggap sebagai cara meningkatkan moral diri dan keluarga. Oleh karena itu, masyarakat Madura cenderung mempertahankan harga diri mereka dengan gigih 

Naskah Dalam Proes Pengajuan ISBN

Penulis : Zain Syarif

Jumlah Halaman : 90


Posting Komentar

0 Komentar

advertise